Heroes of Our Time Episode 3

"Hahahaha!!! Kenapa ka?? Lo kaget??" Tanyanya sinis.

"L..lo apa yang lo lakuin..." ucapku terbata-bata.

"Lo bilang apa?? Lo bilang "apa yang lo lakuin??" Aturan gue yang tanya lo sial!! Apa yang lo lakuin sama caca!!! Sampe dia mati sia-sia!!!" Ucapnya sambil memukul wajahku.

"Arrgghh.." aku hanya menahan rasa sakit di wajahku.

"Gara-gara lo!! Gara-gara lo!! Caca mati.. mati cuma gara-gara cowo gatau diri kayak lo!!" Ucapnya sambil memukul kepalaku.

"Ishhhh..." aku pun terus meringis kesakitan.

"Demi viny! Lo nyakitin caca sampe dia lakuin hal yang gak baik!!! Dia frustasi!! Makannya dia lari ke narkoba setelah!! Setelah.. lo sakitin hati dia.." ucap afif dengan emosi meledak-ledak.

"Terus??? Lo nyalahin gue??" Tanyaku terbata-bata.

"Apa?? Apa yg lo bilang?? Iya lah!! Coba kalo lu gak lakuin itu sama dia!! Coba lo!! Bisa maafin dia.." ucap afif sambil menekan pisau di tangannya ke leherku hingga mulai merobek kulitku dan mengeluarka darah.

"Huh.. katanya lo suka sama dia??" Ucapku ketus.

"....." ia pun diam dan menarik pisaunya dari leherku.

"Kalo lu suka sama dia?? Harusnya lu yang buat dia bangkit dari keterpurukan.. bukan gue.." ucapku serius.

Ia masih terdiam.

"Harusnya lo bisa manfaatin moment itu biar bisa deketin dia.. biar bisa narik hati dia.. biar bisa bikin dia suka sama lu! Lo kemana aja pas dia mulai frustasi hah??? Sekarang, lo mau nyalahin gue?? Terus culik gue.. buat apa?? Lo bunuh gue toh caca gak bakal hidup lagi!" Balasku tegas.

"Banyak bacot!" Ucapnya sambil menusuk bahuku dengan pisau lipatnya.

"Argghh!!! Hahahah.." ucapku meringis kesakitan dan sedikit tertawa.

"Lo..lo mau tusuk gue kek apa juga.. caca gak bakal hidup lagi fif??? Udah lah terima kenyataan aja.." ucapku pelan.

"Hmmmm.. iya.. emang caca gak bakal bisa hidup lagi walaupun gue bunuh lo ka.. tapi, gimana kalo dia.. dia.. yang gue bunuh??" Ucap afif sambil mengeluarkan foto viny dari dompetku.

"Lo.. gila!" Ucapku.

"Haha.. lo bakal bisa rasain apa yang gue rasain.. hahahaha.. gue bakal bikin lo nyesel seumur hidup lo ka.." ucapnya sambil membakar foto viny.

"Sa..sampe lo senggol dia.. jangan harap hidup lo bakal tenang.." ucapku marah.

"Gimana lo mau bikin gue gak tenang.. kalo lo aja gak bisa keluar dari sini.." ucap afif sambil terus menekan pisaunya yang tertancap di bahuku.

"Argghhh!!!" Aku hanya meringis kesakitan.

"Dor!!! Dor!!! Dor!!!" Suara baku tembak tiba-tiba terdengar dari luar.

"Druag!!!! Dor!! Dor!!" Pintu di dobrak dan 2 anak buah afif tewas seketika.

"Menyerah lah!" Teriak sesorang dengan suara yang tak asing.

Tiba-tiba terlihat Aria,Rheza dan Radit dengan berseragam khas Koppasus yang sedang menodong kan senjata ke arah afif yang berdiri di belakangku.

"Fif???" Ucap rheza kaget melihat afif.

"Lo ngapain??" Tanya aria kaget.

"Hahaha!! Hai sob! Keren juga lo semua pake seragam Koppasus..." ucapnya sambil mencabut pisau lipat yang tertancap di bahuku.

"Aarrggghh!!!" Sakit yang luar ku rasakan.

"Fif!! Pliss.. kita bisa omongin semua ini baik-baik.." ucap radit sambil menjatuhkan senjatanya.

"Baik-baik??" Ucapnya sambil mengarahkan pisau ke leherku.

"Fif plis.." ucap rheza.

"Woy! Ini Misi!! Jangan biarin perasaan gagalin misi lo!!" Bentakku ke pada Rheza,Radit dan Aria.

"Banyak bacot!!!" Ucap afif sambil mengayunkan pisaunya ke leherku.

"Dor!!!" Sebuah peluru bersarang di kepala afif dan seketika ia tergeletak.

"Ar.." ucap rheza kaget.

"Ini Misi.." ucap aria sinis.

"Good job ar.." ucapku dalam hati.

Radit pun datang menghampiriku dan melepaskan semua ikatan tali di tangan dan kakiku. Lalu, ia membantuku untuk berdiri.

"Thanks dit.." ucapku sambil memegangi bahuku yang berucuran darah segar dengan deras.

"Lo gila ar!! Dia temen kita!!!" Ucap rheza marah sambil menggapai kerah baju aria dang mendorongnya ke tembok.

"Tapi, eka juga temen kita zha!! Afif bukan di pihak kita!!" Ucap aria sambil kembali mendorong rheza.

"Rasa kemanusiaan lo mana ar!!" Ucap rheza sambil mendorong aria lagi.

"Ini misi!!! Komandan bilang!! Dapetin paket hidup-hidup!! Gimana pun caranya!!!!" Bentak aria sambil memukul wajah rheza.

"Percuma misi berhasil.. tapi, temen kita mati!!!" Balas rheza sambil memukul aria. Namun, aria menangkisnya dan menyerang rheza hingga tersungkur ke lantai.

"Temen??? Lo bakal sampe kapan zha!! Sampe kapan perasaan ngendaliin otak lo!! Lo bener-bener lemah!!" Ucap aria sambil mengambil topinya yang jatuh di lantai.

"Apa kata lo!!!" Ucap rheza bangkit dan menyerang aria.

"Udah!!" Teriak ishal yang datang tiba-tiba dan melerai mereka.

Bala bantuan pun datang. Radit membantuku berjalan membawaku menuju ambulans.

"Sorry dit.. gue ngerepotin.." ucapku pelan ke radit.

"Gapapa ka.. ini misi.." ucapnya santai.

Aku pun keluar dari sebuah gudang dan langit sudah sangat gelap. Jam di tangan radit menunjukan pukul 2.00 dini hari.

"Lo tau gue disini dari mana dit??" Tanyaku.

"Gelang lo.. barang ciptaan ridho.." ucap radit.

"Wah canggih juga ye.. mmm.. btw, gara-gara gue aria harus lakuin itu ke afif.." ucapku.

"Tenang ka... gue juga ngerasa bersalah.. tapi, apa boleh buat.. ini misi.." ucapnya tegas.

"Gue suka kalo prinsip lo kayak gitu dit.. lo udah bisa jadi prajurit sejati.." ucapku.

"Santai ka.. yang penting gue bakal bawa lo ke rumah sakit.. obatin luka lu dan ketemu viny.. dia shock abis.." ucapnya.

"Hahaha.. oke bro.. gue ngerasa jadi cowo gak berguna.. cuma bisa bikin viny sedih.." ucapku dengan perasaan menyesal.

"Sabar ka.. ini resiko kita sebagai prajurit.. dan resiko orang-orang deket yang kita sayang.. mereka harus siap denger kabar apa pun tentang orang yang mereka sayang di medan perang.." balas radit serius.

"Hahaha.. makin tua.. otak lo makin bener dit.." ucapku bercanda.

"Efek di gebukin di basecamp kayaknya ka.." balasnya santai.

Aku pun tersenyum.

Ia pun membawaku ke ambulans. Dan ambulans mulai berjalan menuju rumah sakit terdekat. Sesampainya di sana aku langsung masuk Unit Gawat Darurat dan mendapatkan perawatan intensif. Untung saja luka yang ku terima tak begitu fatal akibatnya.

Keesokan paginya aku sedang duduk sambil menonton Televisi. Tiba-tiba viny membuka pintu dengan wajahnya sedang menahan sesuatu. Matanya sudah berkaca-kaca dengan air mata yang sudah ingin tumpah. Ia pun tak banyak bicara dan langsung duduk di sebelahku. Aku hanya memandangi wajah cantiknya yang sedang khawatir sambil menahan tangis.

"Vi.." ucapku sambil memeluknya erat. Ia pun hanya diam dan mulai menangis di pelukanku.

"Stttt.. udah.. gak ada yang perlu di tangisi.." bisikku lembut di telinganya.

Ia pun mengangguk pelan sambil berusaha mengentikan air matanya yang meluncur deras.

"Mmm.. ka.." ucapnya pelan.

"Apa vi?" Tanyaku.

"Aku bingung mau ngomong apa lagi.. kalo aku tanya keadaan kamu segala macem.. pasti kamu selalu bilang "aku gapapa.. aku disini kok" jadinya ya.. sekarang aku bisa ngerti semuanya.." ucapnya.

"Hmmm.. jadi aku harus jawab apa dong??" Tanyaku bingung.

"Gak ada yang perlu di jawab ka.. aku bisa liat kok kondisi kamu gimana.. hmmm.. jujur aku shock liat kamu di culik.. denger kabar buruk yang kamu alamin.. tapi, aku sadar ini emang resiko aku jadi pacar kamu.. aku pun sadar.. di saat kamu lagi susah,sakit atau pun apa hal buruk yang kamu alamin.. nangis itu gaada gunannya.. justru.. aku malah harusnya berdoa.. dan berserah diri sama Allah biar kamu di beri keselamatan bukanya nangis.." ucapnya menguatkan ke teguhan hatinya.

Aku pun mencium lembut keningnya dan membelai rambutnya halus. Ia hanya tersenyum membalasnya.

"Kamu bukan jadi Ratu Kecil aku lagi.. kamu udah dewasa.. haha.. makasih vi.." ucapku sambil memeluknya.

"Sama-sama ka.. ini semua juga dari kamu.. walaupun kamu gak pernah ngajarin aku tentang ke dewasaan.. tapi, dengan selalu ada di samping kamu.. aku bisa ngerti bagaimana cara untuk jadi dewasa.." balasnya sambil mencubit pipiku.

"Hahah.. tapi vi.." balasku bingung.

"Iya sayang?" Tanyanya lembut.

"Untuk mepersatukan cinta kita banyak hal yang harus di bayar mahal.. 2 nyawa melayang sia-sia karena kita vi.." ucapku pelan.

"Mmm.. iya ya ka.. caca afif.. kenapa mereka.. mereka.. harus berakhir kayak gitu.. Rheza sama Aria pun musuhan sekarang gara-gara kita.." ucapnya pelan.

"Iya.. gara-gara afif lakuin hal gila.. Aria harus lakuin hal gila juga ke afif yang gak di terima rheza... tapi, itu tugas.. Tugas negara.. Kepentingan negara berada diatas kepentingan Individu.." ucapku menjelaskan.

"Mmm.. walaupun aku gak pernah ngerti tentang apa yang kamu omongin soal Politik, kepentingan Negara, dan hal-hal macam itu.. tapi, gak selayaknya perpecahan ini mereka alami.." ucapnya.

"Iya.. bener vi.." balasku lembut.

"Klak.." tiba-tiba seseorang membuka pintu.

"Hai jess.." ucap viny ramah.

"Hai.. gak ganggu kan.." ucap jessica yang datang di temani Radit.

"Woy dit.. anak-anak mana.." ucapku.

"Ya.. gitu lah ka.. Rheza,Ishal udah mulai jaga jarak sama Aria soal semalem.. dan mereka juga mulai jaga jarak sama gue.. mereka anggep gue cuma diem aja saat aria nembak afif.." balas radit meratapi.

"Gue.. ngerasa bersalah jadinya.. gara-gara gue... kita harus jadi saling musuhan gini.." balasku menyesal.

"Hahah.. gue sih jujur aja.. setuju sama yang di lakuin aria semalem.. ini misi.. soal misi itu berhasil atau enggak atas kita yang nilai kan.. walaupun ada temen lo yang mati atau luka.. lo diajarin itu kan di russia.." balas radit.

"Ya dit.. tapi, walaupun temen kita mati dalam tugas.. kita gak boleh ninggalin jasadnya di medan perang.. di ajarin juga kan lo??" Balasku.

"Hahahaha.. yoii.." balas radit santai.

"Hei hei cowo-cowo.. kalian gaada abisnya ngomongin hal itu.." ucap jessica.

"Ya.. yang lagi nge hits kan ini jess.. gimana sih.." balas radit.

"Hahaha.. yaudah yuk jess.. dari pada otak kita tercemar sama obrolan-obrolan berat.. mending kita cari makan yuk.. laper nih.." ucap viny.

"Ayok ayok.." balas jessica sambil berdiri.

"Hahaha!! Oke.. kita keluar bentar ya.." ucap viny sambil menarik tangan jessica keluar.

"Hati-hati.." balasku.

Di saat mereka keluar, tiba-tiba seseorang berbadan tegap yang tak asing bagiku masuk.

"Mayor andropov!!" Ucapku sambil bangun.

"Tuan.." balasnya sambil menjabat tanganku.

"Hahaha.. oke-oke.. kenalkan ini radit temanku sekolah.. mmm dit ini Mayor Andropov.. dia unit bagian divisi Pasukan khusus Spetnaz GRU Winter Division.. kalo kita singkat SGWD.." ucapku meperkenalkan radit.

"Salam kenal.." ucap Mayor Andorpov sambil berjabatan tangan dengan radit.

"Ada apa mayor??" Tanyaku heran.

"Ada sesuatu yang harus ku sampaikan tuan.. ini rahasia.." ucapnya.

"Mmm oke.. gue pergi dulu deh kalo gitu.. nanti kalo udah selesai kabarin gue aje ka.." ucap radit sambil beranjak keluar dari kamarku.

"Oke dit.." ucapku.

Mayor Andropov pun meletakan sebuah berkas.

"Ada apa mayor.." tanyaku bingung.

"Berita baik untukmu adalah ayahmu telah memberimu kekuasaan 100% atas General Weapon Industries... ayahmu mau fokus dengan General Energy Industries menjelang embargo kita terhadap Uni Eropa.." balasnya.

"Tumben.. terus apa lagi??" Balasku.

"Kabar buruknya.. datang dari pelanggan kita.." balasnya.

"Ada apa??" Balasku panik.

"Pyongyang.. mereka kehilangan Kapal Selam baru kelas Borey buatan General Weapon Industries... kapal selam itu hilang lebih tepatnya di bajak di laut jepang.. Kapal selam itu membawa 6 Missile Balistik ber hulu ledak nuklir.." balasnya.

"Hadeh.. terus aku harus mencari tau gitu.. siapa pencuri kapal selam itu..." balasku.

"Iya tuan.. ini bisa berakibat buruk terhadap kita.. Amerika sedang berusaha mencari celah agar kita dapat di salahkan dan memulai perang.. jika kapal selam itu di curi oleh Amerika.. ia bisa saja meluncurkan Missile itu dan dunia akan mengira Moskow yang memperintahkan Pyongyang melakukannya..." balasnya.

"Baiklah.. petunjuk apa yang aku bisa pakai.." balasku.

"Seorang agen CIA amerika berhasil di tangkap di tepi sungai amnok disaat ia ingin melarikan diri.. menurut berkas yang ia bawa.. dia tau siapa pembajak kapal selam itu..." balasnya.

"Oke.. aku akan berangkat ke sana secepatnya.. mumpun seminggu ini libur sekolah.." balasku.

"Tuan.. satu lagi pesan ayahmu.. kau harus mencari orang kepercayaanmu sendiri.. orang yang bisa membantu menyelesaikan tugas-tugas ini... kamu ingat cara mendapat orang kepercayaan.. Kriterianya.. orang yang sepaham denganmu.. kalau begitu aku pergi dulu.." balasnya.

"Orang kepercayaan.. sepaham.. berarti satu prinsip dan satu pemikiran.." gumamku dalam hati.

"Hmmm... sejauh ini cuma Radit sama Aria yang bisa Pro-Russia.. dan sepaham dengan gue.." ucapku salam hati.

Tiba-tiba Aria,Ridho dan Radit pun masuk ke dalam.

"Woy! Ka.. udah bener belom itu tangan.." ucap aria.

"Hahaha.. iya ka.." balas ridho.

"Woles.. everything oke.." balasku.

"Udah ka urusannya.." ucap radit.

"Udah dit woles.." balasku.

"Pfftttt!!! Gue makin gak betah aja ada di team.. pemikiran mereka masih kekanak-kanakan.." ucap aria tiba-tiba.

"Hah?? Kenapa ar.." balas ridho.

"Rheza masih aja nyalahin gue.. semalem itu misi.. afif itu target kita wajar dong kalo gue tembak.. lagi pula temen macem apa mau bunuh temennya sendiri gara-gara cewe!! Harusnya mikir..." keluh aria.

"Bener tuh ar.. bete gue juga.." ucap radit.

"Hmmm.. kesempatan.." ucapku dalam hati.

"Eh kalo lo bete di Koppasus gue punya penawaran.." ucapku.

"Penawaran apaan ka??" Tanya aria kaget.

"Hmmm... gue pengen lo bertiga masuk SGWD Spetnaz GRU Winter Division.." ucapku.

"Apaan tuh ka.." balas ridho bingung.

"SGWD itu semacem Waffen SS nya NAZI.. bedanya SGWD itu buat jagain orang-orang penting di Russia dan nyingkirin saingan perusahaan besar Russia.." balasku.

"Masih belum mudeng gue.." ucap radit.

"Hmmm Perusahaan gue General Weapon Industries itu memasok 55% persenjataan di dunia.. dan 45% nya itu Hummer Weapon Industries dari Amerika.. lalu, apa hubungannya sama SGWD?? Hmm Tugas SGWD itu adalah sabotase setiap uji coba senjata Hummer Industries.. dan juga jadi bodyguard keluarga dari petinggi General Weapon Industries... kan lo pada udah bete di koppasus.. jadi ini penawaran gue.. mau gak lo masuk dan gabung sama gue.." balasku menjelaskan penawaranku.

"Tapi.. kompensasi buat kita apa ka??" Tanya aria.

"Gue jamin semua rahasia identitas lo.. identitas keluarga lo semua orang terdeket lo gue jamin perlindungan sama kerahasiaannya.." balasku.

"Tapi, gue agak gak enak keluar dari koppasus.." ucap radit.

"Kenapa mesti gaenak.. toh lu udah gak nyaman juga kan disono?? Emang latihan sama Navy Seal?? Koppasus diatas Navy Seal kali.. Amerika udah mulai intervensi Indonesia.. lo tetep sama koppasus bisa cuma jadi boneka amerika kali.." balasku menghasut.

"Bener juga sih.." ucap aria.

"Terus lu do.. otak lo pinter banget bikin alat-alat canggih kayak gelang waktu itu.. coba gaada gelang lu do.. mungkin bisa mati gue.. tapi, ke pinteran lo cuma jadi pengawal presiden??? Kalo lo gabung gue.. gue bisa tempatin lo di bagian Riset.. lo bisa belajar banyak hal dari Profesor dan Insinyur yang ada.. dan lo bisa bikin sebuah alat dan bakal bikin Untung diri lu sama orang banyak.." sambungku membujuk ridho.

"Wah serius ka?? Gue mau deh kalo gitu.." ucap ridho bersemangat.

"Kena satu.." ucapku sinis dalam hati.

"Gimana ar?? Dit?? Kapan lagi lho ada penawaran jadi bagian pasukan khusus macem Waffen SS nya Führer.." Balasku menghasut lebih keras.

"Hmmm.... gue ikut deh ka!" Ucap aria santai.

"Iya gue juga.." sambung radit.

"Hmmm.. sukses.." ucapku dalam hati.

"Kalo gitu buat nyambut lo semua yang udah jadi bagian dari General Weapons Industries.. nanti malem ikut gue.." balasku

"Siap!" Mereka pun mengiyakan.

Kami pun membicarakan berbagai hal. Waktu berlalu dengan cepat dan aku dengan viny pun sudah membicarakan kepergianku beberapa hari. Ia menyetujui dan mendoakanku agar selamat dan di lindungi oleh Allah Swt. Aria, Radit dan Ridho pun sudah meminta restu keberangkatan dari orang tua dan terkasih mereka. Tentu saja dengan kerahasiaan tingkat tinggi yang dimana tak ada yang tau meskipun itu orang tua dan teman mereka sekali pun.

Di dalam mobil saat mobil mulai memasuki bandara. Ridho pun tampak bingung dengan tujuanku. Aria dan radit pun tak tau kemana tempat yang kutuju.

"Lo semua ikut gue pergi.. rheza,ishal,zaky,alam sama ridwan gatau kan.." tanyaku.

"Woles.. mereka gaakan tau.. lagi pula sebelum berangka tadi gue sama radit udah ngasih surat pengunduran diri gue ke atasan.." ucap aria.

"Hmmm bagus.." balasku.

"Btw, ini bandara.. kita mau kemana sih!" Balas ridho penasaran.

"Kota yang indah dan menawan.. tempat paling nyaman untuk menyendiri.." ucapku sambil menerawang jauh.

"Hmmmm... kita ke paris?? London?? Tokyo?? Atau Mekkah.." tanya radit.

"Pyongyang dit.." balasku sambil menepuk dada.

"Korut???" Ucap aria kaget.


Bersambung...

Komentar

  1. How to Win at Online Baccarat - Worrione
    When betting worrione online online, the question is: How do you 1xbet win at online Baccarat? There are two main 메리트 카지노 고객센터 types of baccarat: the 'win' and 'cutthroat'.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer